Saturday, August 4, 2012
Puisi kisah lama
Melambungkan
Melambungkan nyeri
Mengabarkan malam sudah larut
Cerita carut marut
Selamat malam duka
Pikiranku mengarungkan angan ke angkasa
Tentangmu
Tentang kehadiranmu
Keberadaan sukma abu abu
Semangkuk rasa yang tumpah ruah
Ah
Waktu memintanya untuk berhenti bergolak
Keputusan yang tak akan pernah ngin kuambil, kuiyakan, menjadi bagian dari keputusan itu
Tidak
Tidak untuk hilang
Biar rasa ini
Tak bergeming dan luruh terbuang
Biar rasa ini sia-sia
Bukan menjadi masalah
Aug04'12
Found this poem at the old note, maybe at the back of my mind too.
Just as I try to start a new life.
Haunted past.
Thursday, November 3, 2011
no title 9
menaruh dan menyimpan rasa
membiarkan imagimu menyelinap dan berdiam diri
membiarkan memori-memori luruh
membiarkan jingga memenuhi ruang nafasku
membiarkan hatiku nyeri bukan kepalang
membiarkan air mataku terkunci
membiarkan tubuh dan mataku termanggu
membiarkan hidupku
menaruh dan menyimpan dirimu
membiarkan cerita itu tak memiliki akhir
membiarkan asa masih bermain dengan sosokmu
ah,, aku hanya ingin berbaring
memiliki ingatan tentangmu selamanya
selamat hari lahir, kabut
03 11 11
29
membiarkan imagimu menyelinap dan berdiam diri
membiarkan memori-memori luruh
membiarkan jingga memenuhi ruang nafasku
membiarkan hatiku nyeri bukan kepalang
membiarkan air mataku terkunci
membiarkan tubuh dan mataku termanggu
membiarkan hidupku
menaruh dan menyimpan dirimu
membiarkan cerita itu tak memiliki akhir
membiarkan asa masih bermain dengan sosokmu
ah,, aku hanya ingin berbaring
memiliki ingatan tentangmu selamanya
selamat hari lahir, kabut
03 11 11
29
Saturday, October 1, 2011
no title 8
seutas cerita yang rapuh
berlayar tanpa henti
angin ombak datang seperti gerimis
ah perahu kayu lapuk ini
berlayarlah terus
menyanyilah terus wahai duyung
iringi seutas cerita yang lapuk
pulau-pulau bukanlah tempat untuk singgah
membenahi diri
tidak
berlayarlah terus
waktu akan menemani karam
1 November 2011
berlayar tanpa henti
angin ombak datang seperti gerimis
ah perahu kayu lapuk ini
berlayarlah terus
menyanyilah terus wahai duyung
iringi seutas cerita yang lapuk
pulau-pulau bukanlah tempat untuk singgah
membenahi diri
tidak
berlayarlah terus
waktu akan menemani karam
1 November 2011
Friday, June 10, 2011
dini hari
menceritakan kisah pada langit abu-abu
kata-kata lenyap seperti asap
ah, menyakitkan sekali
menyadari aku masih mengingat hal kecil tentangmu
tentang sesuatu yang melingkar di pergelangan tanganmu
caramu menulis,
berjalan dengan tasmu
kemejamu yang itu
kendaraan yang lalu lalang di tempat itu
masih begitu banyak
muncul seperti gambar bergerak cepat
di seberang sana
memori kecut
memangnya aku tak ingin memendamnya
ruam yang esok hari tau-tau hilang namun masih terasa nyeri
rasa lega yang menuruni tangga dari langit
dihadang sisa pecahan abu
rasa heran tentang kisah ini
seperti nyala lilin yang hilang dalam udara hampa
lantas pergi ke mana
berubah jadi apa
hilang sudah
mati sudah
bangun seperti mimpi yang tercekik
tak pernah berlangsung lama
namun berkali-kali
potongan imagi itu
kuku di jari tanganmu
asap coklat panas
kertas kertas warna-warni dalam kotak hitam
topi di atas sepeda tua itu
remahan keju
mata dan pipimu
...
..
.
melihat telapak tanganku
melihat punggung tanganku
Jakarta, 11 Juni 2011
Kabut, pagi tak kunjung datang
kata-kata lenyap seperti asap
ah, menyakitkan sekali
menyadari aku masih mengingat hal kecil tentangmu
tentang sesuatu yang melingkar di pergelangan tanganmu
caramu menulis,
berjalan dengan tasmu
kemejamu yang itu
kendaraan yang lalu lalang di tempat itu
masih begitu banyak
muncul seperti gambar bergerak cepat
di seberang sana
memori kecut
memangnya aku tak ingin memendamnya
ruam yang esok hari tau-tau hilang namun masih terasa nyeri
rasa lega yang menuruni tangga dari langit
dihadang sisa pecahan abu
rasa heran tentang kisah ini
seperti nyala lilin yang hilang dalam udara hampa
lantas pergi ke mana
berubah jadi apa
hilang sudah
mati sudah
bangun seperti mimpi yang tercekik
tak pernah berlangsung lama
namun berkali-kali
potongan imagi itu
kuku di jari tanganmu
asap coklat panas
kertas kertas warna-warni dalam kotak hitam
topi di atas sepeda tua itu
remahan keju
mata dan pipimu
...
..
.
melihat telapak tanganku
melihat punggung tanganku
Jakarta, 11 Juni 2011
Kabut, pagi tak kunjung datang
dini hari
menceritakan kisah pada langit abu-abu
kata-kata lenyap seperti asap
ah, menyakitkan sekali
menyadari aku masih mengingat hal kecil tentangmu
tentang sesuatu yang melingkar di pergelangan tanganmu
caramu menulis,
berjalan dengan tasmu
kemejamu yang itu
kendaraan yang lalu lalang di tempat itu
masih begitu banyak
muncul seperti gambar bergerak cepat
di seberang sana
memori kecut
memangnya aku tak ingin memendamnya
ruam yang esok hari tau-tau hilang namun masih terasa nyeri
rasa lega yang menuruni tangga dari langit
dihadang sisa pecahan abu
rasa heran tentang kisah ini
seperti nyala lilin yang hilang dalam udara hampa
lantas pergi ke mana
berubah jadi apa
hilang sudah
mati sudah
bangun seperti mimpi yang tercekik
tak pernah berlangsung lama
namun berkali-kali
potongan imagi itu
kuku di jari tanganmu
asap coklat panas
kertas kertas warna-warni dalam kotak hitam
topi di atas sepeda tua itu
remahan keju
mata dan pipimu
...
..
.
melihat telapak tanganku
melihat punggung tanganku
Jakarta, 11 Juni 2011
Kabut, pagi tak kunjung datang
kata-kata lenyap seperti asap
ah, menyakitkan sekali
menyadari aku masih mengingat hal kecil tentangmu
tentang sesuatu yang melingkar di pergelangan tanganmu
caramu menulis,
berjalan dengan tasmu
kemejamu yang itu
kendaraan yang lalu lalang di tempat itu
masih begitu banyak
muncul seperti gambar bergerak cepat
di seberang sana
memori kecut
memangnya aku tak ingin memendamnya
ruam yang esok hari tau-tau hilang namun masih terasa nyeri
rasa lega yang menuruni tangga dari langit
dihadang sisa pecahan abu
rasa heran tentang kisah ini
seperti nyala lilin yang hilang dalam udara hampa
lantas pergi ke mana
berubah jadi apa
hilang sudah
mati sudah
bangun seperti mimpi yang tercekik
tak pernah berlangsung lama
namun berkali-kali
potongan imagi itu
kuku di jari tanganmu
asap coklat panas
kertas kertas warna-warni dalam kotak hitam
topi di atas sepeda tua itu
remahan keju
mata dan pipimu
...
..
.
melihat telapak tanganku
melihat punggung tanganku
Jakarta, 11 Juni 2011
Kabut, pagi tak kunjung datang
Monday, May 23, 2011
no title
Tanya
Berkawan dengan angan yang nyeri
Memmbuka memori tenang senja yang rapuh
Dikecup oleh kunang - kunang hitam
Adakah dirimu bertanya
Membiarkan biduk pikiranmu beriak
Dan perahu rasamu berkelana
Mencari diriku
Yang kau buat seperti pemandangan saat sepasang jendela tertutup
Kehampaan yang pedih
Saat ini
Sosokmu terasa jauh
Cerita itu seakan tak pernah dimulai
Aku hanya mampu mengindrakan sebuah akhir
Akhir entah apa
Adakah kau mencari diriku
Aku. Perempuan 2 mentari yang lalu
Menemuimu. Berbincang. Lalu menaruh rasa
Atau telah kau hilangkan namaku
Seperti debu si sudut-sudut ingatanmu
Diletakan di balik lipatan waktu yang kau buat
Untuk memotong kisah
Jakarta, 23 May 2011
Kabut
Finally,,
Berkawan dengan angan yang nyeri
Memmbuka memori tenang senja yang rapuh
Dikecup oleh kunang - kunang hitam
Adakah dirimu bertanya
Membiarkan biduk pikiranmu beriak
Dan perahu rasamu berkelana
Mencari diriku
Yang kau buat seperti pemandangan saat sepasang jendela tertutup
Kehampaan yang pedih
Saat ini
Sosokmu terasa jauh
Cerita itu seakan tak pernah dimulai
Aku hanya mampu mengindrakan sebuah akhir
Akhir entah apa
Adakah kau mencari diriku
Aku. Perempuan 2 mentari yang lalu
Menemuimu. Berbincang. Lalu menaruh rasa
Atau telah kau hilangkan namaku
Seperti debu si sudut-sudut ingatanmu
Diletakan di balik lipatan waktu yang kau buat
Untuk memotong kisah
Jakarta, 23 May 2011
Kabut
Finally,,
Monday, April 11, 2011
Puisi merah
Panggil saja aku jingga
Dirimu adalah kuning,
Selamanya aku akan tetap jingga
Terhapus oleh dirimu
Tersapu entah oleh apa
Selamanya aku akan termangu
Pagi ini jingga
Aku melihatmu
Aku mungkin terdiam
Menangis
Tersedu dan segalanya
Bagaimana mungkin bertemu
Rasanya aku mau lenyap saja
Hilang dan hilang
Bagaimana mungkin dirimu saja bikin aku kesepian betul
Pagi, kuning
Ijinkan aku menyimpan cerita ini,
Jalan tanpa akhir
Diujung aku melihat dirimu serupa kabut
Volume tanpa massa
Rasa dingin yang tak tersentuh
Selamanya
Sebuah pagi biru abu abu
Ada kau dan aku
Dan cerita tanpa ujung
11 04 2011
akhir hari
untuk kabut
Dirimu adalah kuning,
Selamanya aku akan tetap jingga
Terhapus oleh dirimu
Tersapu entah oleh apa
Selamanya aku akan termangu
Pagi ini jingga
Aku melihatmu
Aku mungkin terdiam
Menangis
Tersedu dan segalanya
Bagaimana mungkin bertemu
Rasanya aku mau lenyap saja
Hilang dan hilang
Bagaimana mungkin dirimu saja bikin aku kesepian betul
Pagi, kuning
Ijinkan aku menyimpan cerita ini,
Jalan tanpa akhir
Diujung aku melihat dirimu serupa kabut
Volume tanpa massa
Rasa dingin yang tak tersentuh
Selamanya
Sebuah pagi biru abu abu
Ada kau dan aku
Dan cerita tanpa ujung
11 04 2011
akhir hari
untuk kabut
Subscribe to:
Posts (Atom)