Thursday, April 1, 2010

puntung buntung yang menyala

untuk puntung rokok yang menyala di malam hari

berkedip-kedip seperti harapan yang lantas putus

lalu asapnya menyelinap ke serat-serat baju

ah, apa kata pacarku nanti

sudah habis berbusa lidahku berjanji untuk berhenti

sertamerta dadaku terasa sesak

mengingat nasib bukan ada diperuntunganku

lalu kusesap pelan-pelan

tenggelam diantara tawa kawan kawanku

malam yang sama

dengan nyala redup ujung ujung tembakau

mau dibawa kemana hidupku ini

aku kembali menggerutu

untuk hisapan terakhir malam ini

aku tak mencoba memikirkan apa-apa

tapi justru aku menerawang

jauh

puntung kubuang ke tanah dan kuinjak

mungkin malam ini bakal lebih panjang

jauh lebih panjang dan lebih berat dari selintas puntung saja’


14 07 06

untuk orang asing

di gang2 sempit dan berbatu

No comments:

Post a Comment